Kamis, 05 Februari 2015

A. MANUSIA DAN HARAPAN


1.       Pengertian harapan
Harapan adalah sebuah kepercayaan akan suatu yang diinginkan setiap manusia pada wktu yang akan datang. Harapan berasal dari kata harap yang berarti sebuah keinginan. Jadi harapan itu adalah sebuah keinginan yang dimiliki oleh manusia untuk mewujudkannya dimasa yang akan datang. Setiap manusia memiliki harapan. Mulai dari usia yang masih kecil, remaja maupun dewasa pasti memiliki harapan. Sebuah harapan kadang selalu dibilang hanya sekedar harapan atau sekedar sebuah mimpi. Namun, sebuah harapan itu bisa kita wujudkan, kalau manusiapun mau berusaha untuk mewujudkan harapan yang diinginkan oleh manusia tersebut.

Apa sebabnya manusia memiliki sebuah harapan ? pada dasarnya, manusia adalah makhluk social. Manusia lahir kedunia langsung masuk kedalam interaksi social yang dapat berkembang baik fisik mauun jasmani. Maka dari itu, manusia pasti akan terus berkembang baik fisik maupn jasmani dengan interaksi dengan manusia lainnya yang memiliki harapan untuk hidup, dan harapan untuk mewujudkan dalam arti mewujudkan keinginan oranglain juga.

2.       Perbedaan Harapan dan Cita-cita

Harapan adalah sebuah kepercyaan manusia untuk mewujudkannya. Sedangkan, Cita-cita adalah sebuah impian bagi manusia yang ada didalam pikiran manusia dan belum tentu ada niat untuk mewujudkannya. Jadi, cita-cita itu belum tentu dapat terwujud. Cita-cita hanyalah sebuah impian yang terpendam yang belum tentu bisa terwujud. Kebanyakkan manusia menganggap kalau harapan dan cita-cita adalah sma pengertiannya. Namun sebaliknya. Harapan tersebut bergantung pada pengetahuan, pengalaman dan lingkungan hidup dan kemampuan dari setiap manusia. Pada usia yang masih keanak-anakkan, pasti memiliki sebuah cita-cita yang masih kurang memdai. Ada yang ingin menjadi astronot, dokter, pilot dan sebagainya itu hanyalah sebuah mimpi dari anak-anak yang dibawah usia remaja. Ketika sudah mulai remaja, mungkin cita-cita mereka akan berganti-ganti setiap pergatian usia. Kalau harapan, pasti pada usia anak-anak pasti memiliki harapan yaitu seperti ingin membahagiakan orang tua. Dan pergantian remajapun tetap memiliki harapan yang sama sampai ia bisa mewujudkan harapan tersebut. Karena menurut para ahli, harapan itu adalah sebuah doa. Doa yang dapat menghantarkan kepercayaan manusia untuk mewujudkan harapannya. Menurut bahasa, Doa adalah meminta pertolongan dan meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya manusia yang Bergama islam saja yang bisa berdoa. Agama-agama non-islam pun bisa berdoa kepada tuhannya.



TUGAS: MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A.PENGERTIAN MANUSIA DAN KEGELISAHAN 

Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.

Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun cemas.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam seseorang.

Penyebab lain kegelisahan karena adanya kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.  Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:

1.       Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh :  Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.

2.        Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.

3.      Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait merasa gelisah.